Sumbawa Besar, BETANGVOICE.ID – Pendidikan di daerah terpencil akan dilakukan penanganan yang lebih serius dan terpadu, hal ini karena adanya kondisi khusus yang dimiliki oleh daerah terpencil tersebut. Kata Rusdianto, M.Pd perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaaan Kabupaten Sumbawa pada dikusi publik yang digagas oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Samawa (UNSA) pada Rabu (16/01/2020) di lantai II Gedung Rektorat kampus setempat.
Seperti rilis yang diterima oleh redaksi Betang Voice, menurut
Rusdianto perlu ada sinergi dan kolaborasi dari semua pihak untuk memecahkan PR
besar tersebut, yaitu pengembangan dan peningkatan kualitas serta layanan
pendidikan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil.
“Dengan adanya kemitraan dan kerjasama ini, satu per satu masalah
pendidikan di wilayah terpencil dapat diselesaikan dengan baik dan ditemukan
solusi yang berarti”, jelasnya.
Senada dengan itu salah satu narasumber dari akademisi Dr. Adnan menjelaskan bahwa peningkatan
kualitas dan disiplin guru menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di daerah terpencil.
“Peningkatan kualitas dan disiplin guru menjadi salah satu kunci untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di daerah terpencil”, jelas Adnan.
Masih dalam pembahasan yang sama, Jabarman, S.Pd selaku kepala sekolah
SD Pusu menceritakan pengalaman mengajar selama 31 tahun di kawasan terpencil
Sumbawa yaitu di Kecamatan Batulanteh.
“Selama 31 tahun begitu banyak pengalaman pahit manis saya menjadi guru
di daerah terpencil. Harapanya adanya kerjasama antara Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Sumbawa dengan FKIP UNSA dalam membuka program studi PGSD sehingga
kelak akan banyak guru-guru SD yang berasal dari kawasan terpencil Sumbawa bisa
kembali mengenyam pendidikan untuk Pengembangan dan peningkatan kualitas guru
di kami”, pinta Jabarman.
Diskusi public ini membuka mata kita bersama bahwa pendidikan di daerah
terpencil Sumbawa menjadi tantangan bersama semua pihak tidak hanya tanggung
jawab dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan saja namun masyarakat, akademisi dan
praktisi turut andil dalam mencari dan menemukan solusi dari permasalahan ini.
Pendidikan yang berkualitas adalah hak semua warga negara tak terkecuali bagi
mereka yang tinggal dan menetap di wilayah terpencil dan tertinggal Indonesia.
(ilham/dyn)